ARTI DZIKIR
Dzikir secara bahasa berasal dari kata : (-ذكر -يذكر-ذكرا ) artinya :
menyebut,mengucapkan mengagungkan,mengingat-ingat.(Almunjid :236 ) b.
Secara istilah : Sayyid syabiq
berkata:”Dzikir ialah apa yang dilakukan oleh hati dan lisan berupa
tasbih atau mensucikan Allah Ta’ala,memuji dan
menyanjungnya,menyebut-nyebut sifat- sifat dan kebesaran,keagungganya,
serta sifa-t sifat indah yang dimilikinya”. (Fiqh Sunnah 4/213 ).
ANJURAN UNTUK BERDZIKIR
a. Dari Al-Qur’an :
Allah Ta’ala berfirman
فاذكروني أذكركم واشكروا لي ولا تكفرون
”Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat pula kepadamu dan bersyukurlah pada-Ku dan jangan ingkar terhadap nikmat-nikmat-Ku”. ( Al Baqoroh :153 ).
وذكر ربك في نفسك تضرعا وخفية ودون الجهر من القول بالغدو والاصال ولا تكن من الغافلين
” Dan sebutlah nama Rabbmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut (pada siksanya) tidak mengeraskan suara dipagi dan di sore hari, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. {. Al A’raaf :205 }
b.Dari sunnah :
” Perumpamaan orang-orang yang menyebut nama Rabb nya dengan orang yang tidak menyebut nama-Nya ,laksana orang hidup dan orang mati.” {HR. Bukhori fathul bari:11/208 }
أن رجلا قال يا رسول الله ان الله شرائع الإسلام قدكثرت علي فأخبربشيء اتثبت به قال لايزل لسانك رطبا من ذكر الله
sesungguhnya seorang laki-laki berkata :”Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku sesuatu buat pegangan ,” Beliau bersabda :”Tidak hentinya lidahmu basah dari dzikir kepada Allah . (HR At Tirmudzi 5/458, Ibnu majah 2/317 ).
LARANGAN DZIKIR SECARA BERSAMA-SAMA
Telah
mengkabarkan kepada kami Al-Hakam bin mubarrak,telah mendengar: aku:”
menceritakan kepada kami Umar bin Yahya ia berkata “ayahku mengisahkan
dari ayahnya ia berkata :” kami duduk didepan pintu rumah Ibni Mas`ud
sebelum shalat shubuh,apabila beliau keluar kami berjalan bersamanya
menuju masjid,(ketika kami sedang menanti beliau ) datanglah Abu Musa al
asyar`I seraya bertanya “apakah Abu Abdurrahman telah keluar ? belum
jawab kami,maka beliaupun duduk bersama kami menunggu sampai Ibnu Mas`ud
keluar ketika beliau keluar kami semua berdiri ,lalu Abu Musa bertanya
Hai Abu Abdurrahman ! sungguh tadi dimasjid aku melihat suaktu perkara
yang aku ingkari,namun secara sekilas nampaknya hal itu baik .apaitu ?
tanya Ibnu mas`ud , ia Abu Musa menjawab “sekiranya engkau dikarunia
umur panjang engkau akan melihatnya .dimasjid aku melihat sekelompok
orang duduk-duduk membentuk beberapa halaqah,mereka sedang menunggu
shalat .setiap kelompok tersebut dipimpin oleh seorang sedang tangan
mereka memegang batu kerikil.pimpinan jamaah tersebut berkata kepada
jamaahnya :bertakbirlah seratus kali ! maka mereka bertakbir seratus
kali.lalu ia berkata lagi : bertahlilah seratus kali! maka merekapun
bertahlil seratus kali.maka ia berkata lagi : ”bertasbilah seratus kali!
Maka mereka bertasbih seratus kali.Ibnu Masud bertanya kepada kepada
Abu Musa :”lalu apa yang engkau katakan kepada mereka ?aku tidak
berkomentar apa-apa menunggu pendapat dan perintah darimu ,”jawab Abu
Musa “.tidakkah engkau perintahkan mereka untuk menghitung dosa-dosa dan
engkau jamin bahwa perbuatan baik mereka tak akan sirna sedikitpun ? ”
kata Ibnu Masud.maka berangkatlah beliau Ibnu masud dan kamipun
memgikutinya hingga beliau sampai kepada salah satu halaqah
tersebut,lalu beliau memberhentikan mereka seraya berkata “Hitunglah
dosa-dosa kalian maka aku menjamin bahwa amalan baik kalian tidak akan
sia-sia.celakalah kalian wahai umat Muhammmad ,alangkah cepatnya kalian
menuju kebinasaan ,padahal para sahabat Nabi kalian masih banyak,dan
bejana-bejana mereka belum pecah.Demi jiwaku yang berada ditanganya !
kalian berada diatas Adien yang lebih baik dari adien Nabi Muhammad atau
kalian pembuka pintu kesesatan ? mereka menjawab :”Demi Allah hai Abu
Abdurrahman ! kami tidak menghendaki kecuali kebaikan :.maka beliau
mengatakan “berapa banyak orang yang menghendaki kebaikan tetapi ia
tidak mendapatkan (karena ia mengamalkan suatu amalan yang tidak
dituntunkan oleh Allah dan Rasul-nya ). (HR Ad Darimi dalam
sunanya,kitab al muqadimah ,hadist:204 ).
Mahmud Salma berkata :,Bukan
termasuk perbuatan sunnah apabila seseorang duduk setelah shalat untuk
membaca dzikir -dzikir ataupun doa doa yang matsur ( yang bersumber dari
hadist shahih ) maupun yang tidak matsur dengan suara yang keras
.apalagi kalau bacaan semacam ini dikerjakan secara kolektif (bersama
sama ),seperti yang terlah terjadi dibeberapa daerah,namun sayangnya
tradisi yang berlaku ini malah dianggap tidak benar jika tidak
dikerjakan,bahkan orang yang melanggarnya malah dianggap sebagai orang
yang melanggar syiar adin, padahal tradisi semacam ini harusnya
ditinggalkan,karena tidak diajarkan oleh Rasullah Sallahu
alaihiwasallam. Muhammad Abdussalam Asy Syakiri berkata :”Membaca
istighfar secara bersama-sama oleh para jama’ah setelah salam sholat
merupakan perbuatan bid’ah, dan sunnahnya istighfar dilakukan
sendiri-sendiri.begitu juga dengan lafadz“yaa arhama rohimin” ,yang
dibaca secara bersama sama juga termasuk bidah . (sunan walmubtadiat :60
) Asy Syatibi berkata Rasulullah Sallahu alaihiwasallam. tidak pernah
mengeraskan suaranya untuk membaca do’a maupun dzikir setelah selesai
sholat kecuali untuk tujuan mengajari para sahabatnya sebab jika
mengeraskan bacaannya atau suaranya terus menerus pasti akan dianggap
sebagai sunnah dan ulama’pasti akan akan menganngap sunnah nabi dan
selayaknya dicontoh”. (Al I`tisham 1/351 ) Imam Nawawi mengatakan
:“…hendaklah imam dan ma’mum tidak mengeraskan suaranya kecuali bila
tujuannya untuk mengajari orang lain .” (Fathul bari”11/326 ) Ibnu Hajar
berkata :”Disebut dalam kitab “Al Atabiyah”sebuah riwayat dari Malik
bahwa perbuatan tersebut (dzikir secara bersama- sama ) dianggap
bid’ah.” (Fathul Bari :11/326 ). Asy Syatibi mengatakan :”Telah
disimpulkan bahwa selalu membaca do’a secara bersama-sama bukan termasuk
perbuatan Rasulullah Sallahu alaihiwasallam. dan juga bukan termasuk
perkataan dan taqrirnya”. (Al I`tisham :1/352 )
KESIMPULAN
dzikir secara bersama-sama setelah melaksanakan sholat adalah perkara
yang bid’ah, tetapi bila tujuannya untuk mengajari orang lain sesekali
saja maka hal itu diperbolehkan tetapi tidak dilakukan setiap hari.
+ komentar + 1 komentar
Hadits riwayat Bukhori dan Muslim dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulallah saw.bersabda :
عَنْ أبِيْ هُرَيْرَة(ر) قَالَ: رَسُولُ الل.صَ. : إنَّ اللهَ مَلآئِكَةً يَطًوفُونَ فِي الطُُّرُقِ يَلتَمِسُونَ أهْلِ الذّكْرِ, فَإذَا وَجَدُوا قـَوْمًا يَذْكُرُونَ اللهَ تَناَدَوْا : هَلُمُّـوْا إلَى حَاجَتِكُمْ, فَيَحُفّـُونَهُمْ بِأجْنِحَتِهِمْ إلَى السَّمَاءِ, فَإذَا تَفَرَّقُوْا عَرَجُوْا وَصَعِدُوْا اِلَى السَّمَاءِ فَيَسْألُهُمْ رَبُّـهُم ( وَهُوَ أعْلَمُ بِهِمْ ) مِنْ اَيْنَ جِئْتُمْ ؟ فَيَقُوْلُوْنَ : جِئْنَا مِنْ عِنْدِ عَبَيْدٍ فِي الاَرْضِ يُسَبِّحُوْنَكَ وَيُكَبِّرُوْنَكَ وَيُهَلِّلُوْنَكَ. فَيَقُوْلُ : هَلْ رَأوْنِي؟ فَيَقُولُوْنَ : لاَ, فَيَقُوْلُ : لَوْ رَأوْنِي؟ فَيَقوُلُوْنَ : لَوْ رَأوْكَ كَانُوْا اَشَدَّ لَكَ عِبَادَةً, وَ اَشَدَّ لَكَ تَمْجِيْدًا وَاَكْثَرَ لَكَ تَسْبِيْحًا, فَيَقُوْلُ : فَمَا يَسْألُنِى ؟ فَيَقوُلُوْنَ : يَسْألُوْنَكَ الجَنَّةَ, فَيَقُوْلُ : وَهَلْ رَأوْهَا ؟ فَيَقُولُوْنَ : لاَ, فَيَقُوْلُ : كَيْفَ لَوْ رَأوْهَا ؟ فَيَقُولُوْنَ : لَوْ اَنَّهُمْ رَأوْهَا كَانُوْا اَشَدَّ عَلَيْهَا حِرْصًا وَ اَشَدَّ لَهَا طَلَبًا وَاَعْظَمَ فِيهَا رَغْبَةً. فَيَقُوْلُ : فَمِمَّا يَتَعَوَّذُوْنَ ؟ فَيَقولُوْنَ : مِنَ النَّارِ, فَيَقُوْلُ : وَهَلْ رَأوْهَا ؟ فَيَقُولُوْنَ : لاَ, فَيَقُوْلُ : كَيْفَ لَوْ رَأوْهَا ؟ فَيَقُلُوْنَ : لَوْ رَأوْهَا كاَنُوْا اَشَدَّ مِنْهَا فِرَارًا, فَيَقُوْلُ : اُشْهِدُكُمْ اَنِّي قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ, فَيَقُوْلُ مَلَكٌ مِنَ المَلاَئِكَةِ : فُلاَنٌ فَلَيْسَ مِنهُمْ, اِنَّمَا جَائَهُمْ لِحَاجَةٍ فَيَقُوْلُ : هًمْ قَوْمٌ لاَ يَشْقَى جَلِيْسُهُمْ.
“Sesungguhnya Allah memilik sekelompok Malaikat yang berkeling dijalan-jalan sambil mencari orang-orang yang berdzikir. Apabila mereka menemu- kan sekolompok orang yang berdzikir kepada Allah, maka mereka saling menyeru :'Kemarilah kepada apa yang kamu semua hajatkan'. Lalu mereka mengelilingi orang-orang yang berdzikir itu dengan sayap-sayap mereka hingga kelangit. Apabila orang-orang itu telah berpisah (bubar dari majlis dzikir) maka para malaikat tersebut berpaling dan naik kelangit. Maka bertanyalah Allah swt. kepada mereka (padahal Dialah yan lebih mengetahui perihal mereka). Allah berfirman : Darimana kalian semua ? Malaikat berkata : Kami datang dari sekelompok hambaMu dibumi. Mereka bertasbih, bertakbir dan bertahlil kepadaMu. Allah berfirman : Apakah mereka pernah melihatKu ? Malaikat berkata: Tidak pernah ! Allah berfirman : Seandainya mereka pernah melihatKu ? Malaikat berkata: Andai mereka pernah melihatMu niscaya mereka akan lebih meningkatkan ibadahnya kepadaMu, lebih bersemangat memujiMu dan lebih banyak bertasbih padaMu. Allah berfirman: Lalu apa yang mereka pinta padaKu ? Malaikat berkata: Mereka minta sorga kepadaMu. Allah berfirman : Apa mereka pernah melihat sorga ? Malaikat berkata : Tidak pernah! Allah berfirman: Bagaimana kalau mereka pernah melihatnya? Malikat berkata: Andai mereka pernah melihanya niscaya mereka akan bertambah semangat terhadapnya, lebih bergairah memintanya dan semakin besar keinginan untuk memasukinya. Allah berfirman: Dari hal apa mereka minta perlindungan ? Malaikat berkata: Dari api neraka. Allah berfirman : Apa mereka pernah melihat neraka ? Malaikat berkata: Tidak pernah! Allah berfirman: Bagaimana kalau mereka pernah melihat neraka ? Malaikat berkata: Kalau mereka pernah melihatnya niscaya mereka akan sekuat tenaga menghindarkan diri darinya. Allah berfirman: Aku persaksikan kepadamu bahwasanya Aku telah mengampuni mereka. Salah satu dari malaikat berkata : Disitu ada seseorang yang tidak termasuk dalam kelompok mereka. Dia datang semata-mata karena ada satu keperluan (apakah mereka akan diampuni juga ?). Allah berfirman : Mereka (termasuk seseorang ini) adalah satu kelompok dimana orang yang duduk bersama mereka tidak akan kecewa".
Dalam riwayat Muslim ada tambahan pada kalimat terakhir : 'Aku ampunkan segala dosa mereka, dan Aku beri permintaan mereka'.
Posting Komentar